Jumat, 24 November 2017
Kamis, 16 Maret 2017
Primata di Kampus Universitas Bengkulu
Pada tahun 2008 saya mulai tercatat di Universitas Bengkulu sebagia mahasiswa Kehutanan, disinilah cikal bakal saya mengenal dunia konservasi, awalnya saya sangat awam sekali tentang dunia Kehutanan dan konservasi, wajar saja sebab latar belakang pendidikan saya bukan dari IPA Biologi melainkan dari Teknik Elektronika seperti yang kita ketahui di Teknik Elektronika tidak pernah menyinggung apa itu Kehutanan dan Konservasi.
Kampus Universitas Bengkulu menjadi lokasi
pertama kita melakukan pengamatan primata karena kebetulan di kampus kita ini
masih primatanya yaitu Lutung Kelabu / Cingkuk (rachypithecus cristatus) dan Monyet Ekor Panjang
(Macaca
fascicularis)
Baiklah
kita mulai membahas tentang jenis-jenis primata di kampus Universita Bengkulu
ini, hasil dari beberapa kali pengamatan pada sekitar tahun 2009 Monyet Ekor
Panjang tidak lagi tampak di hutan kampus Universitas Bengkulu, kemungkinan
besar kelompok ini keluar dari Hutan Kampus menuju Hutan Pantai di Muara Sungai
Bengkulu dan tidak bisa kembali masuk kedalam Hutan Kampus karena koridor di
UNIB depan terputus. Kelompok ini akhirnya terisolasi di sekitar persawahan Pasar
Bengkulu.
Sedangkan Kelompok Lutung Kelabu tetap berada di
Hutan Kampus Universitas Bengkulu dan berkembang biak. Lutung Kelabu
adalah sejenis lutung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 58 cm. Lutung
Kelabu memiliki rambut tubuh berwarna hitam dengan ujung warna putih atau
Kelabu. Mukanya berwarna hitan tanpa lingkaran putih di sekitar mata dan rambut
di atas kepalanya meruncing dengan puncak ditengahnya.
Lutung jantan dan betina serupa. Betina biasanya
berukuran lebih kecil dan ringan di banding jantan. Ketika baru lahir, bayi
lutung memiliki rambut tubuh berwarna jingga. Setelah berumur tiga bulan,
rambut warna jingga ini digantikan dengan rambut tubuh hitam seperti lutung
dewasa.
Lutung Kelabu adalah hewan arboreal, yang hidup di atas pepohonan. Makanan pokoknya terdiri
dari tumbuh-tumbuhan, memakan dedaunan, buah-buahan, serangga. Di hutan Kampus
Universita Bengkulu Lutung kelabu ini sering terlihat sedang memakan daun muda
dan buah; Sengon Laut (Paraserianthes falcataria), Kapuk Randu (Seiba petandra), dan Lamtoro
(Leucaena
leucocephala). Berdsarkan Red List IUCN status Lutung
kelabu ini Hampir Terancam (Near Threatened/ NT).
Kembalinya
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) ke Hutan Kampus
Hari itu tanggal 14 Maret 2017 saya mengajak anak-anak
kehutanan pengamatan burung dan primata di Hutan Kampus Universitas Bengkulu,
pada saat istirahat sembari menunggu Elang brontok (Nisaetus cirrhatus) ada
yang menarik perhatian saya di salah satu pohon Ficus sp, perlahan-lahan pohon
tersebut saya dekati supaya satwanya
tidak kabur, setelah diamati dan di dokumentasikan ternyata satwa tersebut
adalah sekelompok Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis), setelah 8 tahun tidak terlihat akhirnya kelompok ini kembali
masuk kedalam Hutan Kampus Universitas Bengkulu. Pertanyaannya kok bisa
kelompok ini kembali lagi, dan faktor apa yang menjadi penyebabnya. Pertama
mereka kembali ke hutan kampus adalah habitat yang mereka gunakan sebagai tempat
tinggal, mencari makan dan berkembang biak sudah beralih fungsi menjadi
persawahan, Keuda tidak ada lagi ruang untuk mereka mencari makan dan hal ini
lah yang memaksa Monyet Ekor Panjang mencari habitat baru untuk keberlangsungan
kehidupan kelompok mereka. Hutan Kampus salah satu habitat yang sangat memungkinkan
bagi keberlangsungan Monyet Ekor Panjang karena selain Hutan Kampus ini tidak
ada lagi habitat yang cocok bagi mereka.
Macaca fascicularis |
Macaca
fascicularis dinamakan sebagai monyet ekor panjang karena
memiliki ekor yang panjang. Panjang ekor monyet ini antara
80-110% dari total panjang kepala dan tubuh. Ukuran tubuh jantan memil iki panjang 412-648 mm dengan bobot badan 4,7-8,3 kg, sedangkan betina mempunyai panjang 385-503 mm dan bobot badan 2,5-5,7 kg. Ekor berbentuk silindris dan muskular serta ditutupi oleh rambut.
Monyet Ekor Panjang memiliki warna bulu yang bervariasi dari
coklat muda, kelabu sampai coklat. Variasi ini terjadi berdasarkan
pada umur, musim dan lokasi. Monyet ekor panjang yang menghuni
kawasan hutan umumnya berwarna lebih gelap, sedangkan yang
menghuni daerah pantai umumnya berwarna lebih terang dan lebih
mengkilap (Lekagul dan McNeely, 1977).
Monyet ekor panjang ini sangat adaptif dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti
perkembangan peradaban manusia. Selain menjadi hewan timangan atau
pertunjukan, monyet ini juga digunakan dalam berbagai percobaan
kedokteran.
Monyet Ekor Panjang umum ditemukan di hutan-hutan pesisir (Mangrove, hutan pantai), dan hutan-hutan sepanjang sungai
besar; di dekat perkampungan, kebun campuran, atau perkebunan; pada
beberapa tempat hingga ketinggian 1.300 m dpl. Jenis ini sering
membentuk kelompok hingga 20-30 ekor banyaknya; dengan 2-4 jantan dewasa
dan selebihnya betina dan anak-anak.
Monyet Ekor Panjang ini memakan aneka buah-buhan dan memangsa berbagai
jenis hewan kecil seperti ketam, Serangga, telur dan lain-lain.
dibeberapa tempat kelompok monyet ini memakan tanaman di kebun dan
menjadi hama.
Kenapa
bisa kembali ke Hutan Kampus bukankah koridornya sudah terputus..?
Berikut saya bikin skema jalur yang di gunakan
oleh Monyet Ekor Panjang menggunakan Googel Earth, jarak dari habitat Pasar
Bengkulu ke Hutan Kampus Universitas Bengkulu sekitar 2 km. Terkait koridor
yang terputus oleh pemukiman yang ada di UNIB Depan besar kemungkinan kelompok
ini menggunakan waktu malam hari untuk masuk kedalam hutan kampus sebab apabila
disiang hari banyak aktivitas manusia dan lalu lalang kendaraan yang melintas
di jalan UNIB Depan. Bukankah berdasakan pola aktivitasnya, Macaca fascicularis digolongkan menjadi
primata yang diurnal (aktif pada siang hari)? Di Suaka Margasatwa
Bukit Rimbang Bukit Baling saya pernah melihat Monyet Ekor Panjang beraktifitas
di malam hari waktu itu pukul 21.00 WIB ada sekelomok Monyet Ekor Panjang
sedang mereputkan tempat tidur.
![]() |
Jalur yang digunakan oleh Macaca fascicularis |
Apakah Hutan Kampus aman menjadi Habitat Lutung Kelabu dan
Monyet Ekor Panjang..?
Untuk saat
ini hutan kampus masih aman buat kedua jenis Primata ini, namun tidak tahu
beberapa tahun kedepan apakah kampus Universitas Bengkulu ini masih memiliki
hutan kampus yang menjadi habitat mereka atau akan berubah menjadi
gedung-gedung perkuliahan.
Seperti
yang terjadi pada tahun 2012 sampai 2016 banyak pohon-pohon Sengon ditebang
karena telah masuk masa panen dan ada juga lahan tegakan sengon dibangun
menjadi gedung perkuliahan. Dimana lokasi-lokasi pohon yang ditebang merupakan
jalur koridor dan sumber pakan Lutung Kelabu, setelah ditebang tidak dilakukan
penanaman kembali. Sehingga kelompok primata ini menggunakan atap bangunan dan
kabel listrik sebagai jalur koridor mereka.
Ada kemungkinan
besar banyak pihak kampus maupun mahasiswa tidak mengetahui keberadaan kedua
jenis perimata ini dimana salah satu dianataranya bersetatus Hampir Terancam
Punah, sehingga belum peduli terhadap kedua jenis primata ini.
SEMOGA Lutung Kelabu dan Monyet Ekor Panjang tetap Lestari di Hutan Kampus Universitas Bengkulu.
Langganan:
Postingan (Atom)